Pendahuluan
Penulis, tatkala
mempelajari buku Modern Political
Analysis yang ditulis oleh Robert A. Dahl (1976), menemukan definisi political system. Robert A. Dahl
mendefinisikan “a political system as any
persistent pattern of human relationships that involve to a significant extent,
control, influence, power, or authority” Penulis, pada masa itu, merasa
mengerti definisi tentang sistem politik sebagai suatu pola dari
hubungan-hubungan manusia secara tepat yang melibatkan pada pengawasan,
pengaruh, kekuasaan, atau kewenangan. Perasaan tersebut sekarang dianggap salah
karena penulis sebenarnya belum mengetahui pola dari hubungan-hubungan manusia,
pengawasan, pengaruh, kekuasaan, atau kewenangan tersebut.
Pakar politik,
dalam melakukan analisis politik, akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
tertentu. Usaha untuk memahami dan bertindak secara cerdik, pakar politik
sering mengajukan pertanyaan dasar yang akan berbeda-beda dari satu situasi ke
situasi lain. Pertanyaan yang sering diajukan
adalah : Bagaimanakah saya bertindak agar sampai pada situasi atau
keadaan yang lebih baik itu? Apakah yang dimaksud dengan keadaan yang lebih
baik itu? Bagaimanakah keadaan itu muncul dalam kenyataan? Apakah yang dimaksud
dengan istilah-istilah pokok yang dipakai dalam pertanyaan itu?
Pertanyaan-pertanyaan
tersebut mencakup orientasi empiris, normatif, orientasi kebijakan, dan
orientasi semantik dalam analisis politik. Analisis empiris dalam analisis politik
berhubungan dengan para pakar politik
yang berusaha untuk mendeskripsikan, menjelaskan, dan memprediksikan
kejadian-kejadian di dalam ranah penelitian mereka secara sistematis. Para
pakar politik ini berusaha untuk menemukan dan mendeskripsikan hubungan-hubungan
kausal di antara kejadian-kejadian, orang-orang, dan hal-hal secara statistik,
probabilitik, dan fungsional.
Analisis
normatif dalam analisis politik merupakan karakteristik dari agama dan filsafat
dan terutama bukti dalam pokok-pokok pembahasan seperti etika politik dan
filsafat politik yang tidak dapat dihindarkan dalam tindakan-tindakan dan
keyakinan-keyakinan politik. Para pakar politik yang ingin melakukan penelitian
berdasar atas analisis normatif akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai
hakikat dari pola dari hubungan-hubungan manusia, pertanyan-pertanyaan tentang
pengawasan, pertanyaan-pertanyaan tentang pengaruh, pertanyaan-pertanyaan
tentang kekuasaan atau kewenangan.
Analisis
kebijakan dalam analisis politik atau tindakan politik akan melakukan
penelitian mengenai kesenjangan-kesenjangan antara eksistensi keadaan pada masa
kini dan kemungkinan keadaan yang lebih baik pada masa yang akan datang.
Penelitian diarahkan pada ketidakpuasan ingin mencapai keadaan yang
mencerminkan kepuasan dan mencari cara-cara pemecahan ketidakpuasan tersebut,
suatu kebijakan yang akan mengusahakan dari keadaan yang tidak diinginkan ke
arah keadaan yang diinginkan. Inti dari orientasi kebijakan dalam analisis
politik adalah suatu pertimbangan atas alternatif-alternatif dan akibat-akibat
dari tiap alternatif tersebut. Hal ini tergantung pada sasaran-sasaran dan hakikat dari situasi spesifik. Apakah
analisis kebijakan itu dapat dikembangkan ke dalam suatu bidang pengetahukan
khusus merupakan suatu pertanyaan yang belum dapat dijawab hingga saat ini.
Analisis
semantik dalam analisis politik dipakai untuk menjelaskan makna terutama makna
dari konsep-konsep inti sehingga analisis semantik ini sering dianggap sebagai
analisis konseptual. Apakah makna dari politik itu? Apakah makna dari analisis
politik itu? Apakah makna dari pengawasan itu? Apakah makna dari pengaruh itu?
Apakah makna dari kekuasaan itu? Apakah makna dari kewenangan itu?
Pertanyaan-pertanyaan ini mencerminkan orientasi semantik dan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
ini belum memperoleh kesepakatan dan masih menjadi bahan pertentanan pendapat
di antara para pakar politik. Istilah analisis politik di Amerika Serikat
disebut ilmu politik.
Apakah yang
dimaksud dengan pengaruh politik (political
influence) itu? Bagaimahakah cara mengukur pengaruh politik itu? Istilah
pengaruh pada umumnya diterapkan pada manusia dan bukan pada alam atau pada
binatang. A mempengaruhi B sejauh A mampu mengubah tindakan dan keinginan B.
Ranah dari pengaruh seorang aktor terdiri dari para aktor lain yang dipengaruhi
oleh aktor tadi. Ruang lingkup pengaruh dari seorang aktor mengacu pada hal-hal
di mana aktor itu dapat mempengaruhi para aktor lain. Bagaimanakah pengaruh
dari seorang aktor terhadap para aktor lain itu diukur? Perbedaan-perbedaan
dalam pengaruh politik tercermin dalam perbedaan-perbedaan dalam distribusi
sumberdaya politik, variasi-variasi dalam keterampilan atau efisiensi yang
dipakai dalam sumberdaya politik, dan
variasi-variasi sejauh mana individu-individu itu memakai sumberdaya mereka untuk maksud-maksud politik.
Robert A. Dahl
juga telah membahas “the network of
causes”. Robert A. Dahl, setelah membahas mengenai jaringan dari
sebab-sebab, kemudian menyatakan bahwa :”No
doubt a complete explanation of influence
relations in a political system would try to describe and explain effects
attributable to all these links in the chain of social causation, and others as
well”.
Pemahaman atas
pernyataan Robert A. Dahl sebagaimana dikutip di atas akan membutuhkan kemampuan
kognitif mengenai teori dan analisis jaringan sosial karena dalam pernyataan
itu terkandung konsep-konsep mengenai influence relations, attributable, links,
chain of social caucation, yaitu konsep-konsep yang biasa dipakai dalam teori
dan analisis jaringan sosial.
Kritik yang
dilancarkan di sini adalah para pengajar dalam berbagai Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik, sepanjang pengamatan penulis, belum mampu menjamah teori dan
analisis jaringan politik sejalan dengan teori dan analisis jaringan sosial.
Komponen-komponen dalam Jaringan Politik
Jaringan
politik, ditinjau dari sudut paradigma teori dan analisis jaringan sosial,
mencakup empat komponen yaitu para aktor politik, seperangkat ikatan politik,
arus atau aliran politik, arah politik, dan pertukaran sesuatu.
Para aktor
politik dapat mencakup individu-individu, kelompok-kelompok, atau
organisasi-organisasi politik yang berperan sebagai titik-titik pemberhentian
atau terminal-terminal yang biasa diwakili oleh titik-titik. Komponen
seperangkat ikatan politik mencerminkan perangkat yang menghubungkan satu titik
(aktor politik) ke titik lain (aktor lain) dalam jaringan. Ikatan-ikatan
politik diwakili oleh garis-garis yang mencerminkan saluran atau jalur dan dapat berupa mata
rantai atau rangkaian. Ikatan politik dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok
yaitu ikatan politik yang dapat diobservasi dan diukur dan ikatan politik yang
tidak dapat diobservasi dan diukur. Komponen arus atau jalur itu digambarkan
sebagai anak panah. Suatu aliran atau jarul terdapat dari satu titik (aktor
politik) ke titik lain (aktor politik lain) melalui aliran atau saluran atau
jalur yang menghubungkan masing-masing titik (aktor) dalam jaringan politik tadi.
Komponen keempat mencerminkan bahwa aliran itu dapat mencerminkan satu arah
atau dua arah. Aliran yang mencerminkan hubungan dua arah mengandung unsur
pertukaran sesuatu. Pertukaran sesuatu dapat berbentuk pertukaran informasi
atau pertukaran uang, dan jenis-jenis pertukaran lain.
Prinsip-prinsip Jaringan Politik
Jaringan politik
mengandung beberapa prinsip. Prinsip-prinsip dalam jaringan politik mencakup :
1. Jaringan
politik mengandung pola hubungan-hubungan tertentu.
2. Rangkaian
ikatan-ikatan itu menyebabkan sekumpulan aktor politik dapat digolongkan
sebagai satu kesatuan yang berbeda dengan kesatuan-kesatuan aktor politik lain.
3. Ikatan-ikatan
yang menghubungkan satu aktor politik ke para aktor politik lain itu secara
relatih adalah permanen.
4. Hukum yang
mengarur saling keterhubungan masing-masing aktor politik dalam jaringan itu
mempunyai hak dan kewajiban yang mengatur masing-masing aktor politik.
Definisi
Jaringan Politik
Suatu jaringan
politik merupakan suatu jaringan di mana ikatan-ikatan politik yang
menghubungkan satu aktor politik ke aktor politik lain dalam jaringan politik
itu adalah hubungan politik. Jaringan politik dapat terdiri dari
individu-individu, kelompok-kelompok, dan organisasi-organisasi politik.
Hubungan politik adalah interaksi politik yang berkelanjutan sehingga satu sama
lain terikat dengan seperangkat harapan yang relatif bersifat stabil dari
masing-masing lawan interaksinya. Perilaku politik yang terwujud dari interaksi
politik itu adalah sistematis. Pengulangan perilaku politik dialami untuk
hal-hal yang sama dalam situasi yang sama sehingga suatu keteraturan juga
terdapat. Hal ini berarti bahwa perilaku politik itu dilakukan secara teratur.
Contoh Analisis Jaringan Politik
Uwe SERDÜLT, Christian HIRSCHI, dan Chantal VÖGELI dari Department of Political
Science, University of Zurich (2004) telah menyajikan makalah dengan judul The Actor-Process-Event-Scheme as a Tool for
Policy Network Comparison.
Mereka menyatakan bahwa salah satu kelemahan dalam pemakaian Analisis Jaringan
Sosial dalam penelitian komparatif kebijakan publik adalah ketiadaan prosedur
praktis, akan tetapi semua prosedur yang valid dan reliabel untuk mencipta data
jaringan yang dapat dibandingkan. Mereka menyarankan untuk melakukan
transformasi informasi dari studi kasus pengambilan keputusan secara kualitatif
ke dalam data yang dapat dinyatakan secara kuantitatif untuk analisis jaringan
kebijakan. Pemusatan para partisipasi para aktor dalam proses pengambilan
keputusan, mereka dapat menyajikan visualisasi dalam langkah pertama dari
deskripsi atas suatu proses kebijakan dalam suatu Actor-Process-Event Scheme.
Langkah kedua, mereka melakukan transformasi data jaringan itu diformulasikan
dalam Actor-Process-Event Scheme sebagai matriks 2-modus ke dalam data jaringan
1-modus. Jaringan kebijakan yang dicipta melalui Actor-Process-Event Scheme ini
dapat dibanding dengan studi kasus berbeda melalui aplikasi metode-metode yang
telah diformalkan. Mereka dalam makalah ini telah menyajikan hasil-hasil dari
perbandingan tersebut.
Uwe
SERDÜLT dari Research Centre on Direct
Democracy C2D, University of Geneva, Switzerland, bersama-sama dengan Chantal VÖGELI, Christian
HIRSCHI, dan Thomas WIDMER dari Department
of Political Science, University of Zurich, Switzerland telah menulis makalah
berjudul Assessing Structure from Process
: The Actor-Process-Event Scheme (APES) yang telah dipersiapkan
untuk 4th Conference on Applications of Social Network
Analysis (ASNA), 13. –15.09.2007, University of Zurich. Mereka menyatakan
bahwa “Dalam makalah ini, mereka menyajikan versi dari perangkat lunak aplikasi
APES, membahas konseptualisasi serta ciri-ciri dan titik-titik kemungkinan
aplikasi dari APES. Perangkat lunak komputer ini adalah akrab dengan pemakai
sebagai aplikasi java dari website mereka yaitu (www.apes-tool.ch). Tujuan utama
dari pengarkat lunak APES adalah menyediakan fasilitas pemakaian konsep-konsep
jaringan sosial kepada para peneliti ilmu sosial tanpa banyak latar belakang
pengetahuan metodologis. Applikasi memungkinkan peneliti menyimpan data dan
menyajikan secara grafik yang dapat juga disimpan dalam citra berbentuk arsip
jpg dan disimpan dalam xml. Data proses 2-modus dapat ditransformasikan ke
dalam jaringan satu-modul yang kemudian disajikan dalam bentuk suatu diagram
yang ditargetkan. Indikator-indikator dasar melengkapi aplikasi. Mereka akan
mendeminstrasikan pemakaian perangkat ini untuk perbandingan studi kasus dalam
bidang ilmu politik dengan menerapkannya pada kasus-kasus dari hasil penelitian
mereka sendiri.
Alexander Widmer dari Institute for Environmental Decisions
IED, ETH Zurich, Switzerland, telah menulis makalah berjudul Coping with
Climate Change : Integrating Adaptation into Forestr in Switzerland. Paper ini
disajikan untuk the Conference on the Human Dimensions of Global Environmental
Change.
Actor-Process-Event Scheme
Actor-Process-Event
Scheme (APES) sebagai salah satu dari perangkat lunak analisis jaringan sosial
dapat dipakai untuk analisis jaringan politik dan analisis kebijakan publik.
APES Manual mengandung penjelasan mengenai langkah-langkah pemakaian
Actor-Process-Event Scheme. Langkah-langkah itu adalah sebagai berikut :
Step
1: APES Download/ Installation
Step
2: Create a new scheme
Step
3: Create actor group/ actors
Step
4: Create phase/ events
Step
5: Create relations
Step
6: Edit and weight relations/ Choose stripe color
Step
7: Edit actor relation types
Step
8: Hide/ aggregate data
Step
9: Generate matrices
Step
10: Generate target diagram (actor-actor graph)
Step
11: APES Analysis
Step
12: Export a scheme/ Display several schemes.
Penyajian di atas berdasar atas modus Actor – Event sedangkan penyajian di bawah ini berdasar atas modus Actor-Actor.
Analisis
Analisis dapat
dilakukan berdasar atas Actor Participation, Phase Duration, Actor/Phase
Participation, dan Actor-actor Centralities. Analisis berdasar atas Actor
Participation menghasilkan informasi sebagai berikut :
Analisis berdasar atas Phase Duration
menghasilkan informasi sebagai berikut :
Analisis berdasar atas Actor/Phase Participation menghasilkan informasi sebagai berikut :
Analisis berdasar atas Actor-actor Centralities
menghasilkan informasi sebagai berikut :
Actor-actor Centralities berdasar atas
persentase tertinggi hingga persentase paling rendah adalah sebagai berikut :
Hal tersebut
mencerminkan bahwa perundingan untuk mencapai persetujuan itu didominasi oleh
aktor 7 dan aktor 4 tidak mempunyai kekuasaan. Matrix Actor-Event dan matrix
Actor-Actor dapat juga dibuat.
Rangkuman
Analisis
jaringan sosial, termasuk analisis jaringan politik, dapat memanfaatkan paket
program Actor-Process-Event Scheme, Pajek, atau Ucinet. Ketiga paket program
ini merupakan paket program yang dapat dipakai dalam analisis jaringan sosial.
Paket program Actor-Process-Event Scheme lebih cocok dipakai dalam analisis
jaringan politik, analisis hubungan internasional, dan analisis jaringan
kebijakan publik.
Pembahasan-pembahasan
terdahulu mengungkap bahwa analisis jaringan sosial termasuk analisis jaringan
politik dapat memakai perangkat lunak Ucinet, Pajek, dan Actor-Process-Event
Scheme.
No comments:
Post a Comment