Thursday 2 May 2013

TEORI DAN ANALISIS JARINGAN

TEORI DAN ANALISIS JARINGAN
Abdullah M. Jaubah

Pendahuluan 

University of Twente telah menyajikan pembahasan mengenai Network Theory and Analysis dalam pembahasan mengenai teori-teori komunikasi. Hubungan-hubungan yang terjadi antara para aktor itu dapat mempengaruhi perilaku. Pembahasan mengenai teori dan analisis jaringan itu mencakup pembahasan mengenai sejarah dan orientasi, asumsi-asumsi dan pernyataan-pernyataan inti, analisis jaringan di dalam organisasi, model konseptual (suatu jaringan masyarakat), ruang lingkup dan aplikasi, dan contoh. Tulisan ini disusun dengan tujuan menyajikan pembahasan mengenai teori dan analisis jaringan dari University of Twente kemudian diperluas dengan pembahasan mengenai pemakaian Ucinet atas diagram jaringan sosial yang disajikan di bawah ini. Pembahasan Jaringan Sosial Pembahasan dalam University of Twente dapat dijelaskan secara tingkas sebagai berikut : Gagasan dari jaringan sosial dan pengertian-pengertian sosiometri dan sosiogram muncul kira-kira 50 tahun yang lalu. Barnes (1954) diangap sebagai perintis dari pengertian jaringan sosial. Analisis jaringan atau teori jaringan sosial merupakan studi tentang cara struktur sosial dari hubungan-hubungan sekitar seseorang, kelompok, atau organisai memengaruhi keyakinan-keyakinan atau perilaku-perilaku. Tekanan-tekanan kausal melekat dalam struktur sosial. Analisis jaringan adalah serangkaian metode untuk mendeteksi dan mengukur besaran tekanan-tekanan itu. Aksioma dari tiap pendekatan jaringan adalah bahwa realitas harus dipandang dan diteliti dari sudut pandangan bahwa unsur-unsur dari hubungan antara dan di dalam unit-unit dan bukan unit-unit itu sendiri. Analisis jaringan merupakan suatu pendekatan hubungan. Unit-unit ini, dalam ilmu sosial dan ilmu komunikasi, adalah unit-unit sosial yang terdiri dari individu-individu, kelompok-kelompok atau organisaswi-organisasi, atau masyarakat. E. M. Rogers (1986), dalam bukunya yang berjudul Communication Technology: The New Media in Society, menyatakan bahwa “a communication network as consisting of “interconnected individuals who are linked by patterned communication flows” . A communication network analysis studies “the interpersonal linkages created by the shearing of information in the interpersonal communication structure”, that is, the network.” Rogers menganggap bahwa suatu jaringan komunikasi itu terdiri dari individu-individu yang saling terkoneksi yang dihubungkan oleh aliran-aliran komunikasi berpola. Suatu analisis jaringan komunikasi mempelajari hubungan-hubungan antarpribadi yang dicipta melalui pembagian informasi dalam struktur komunikasi antarpribadi yaitu jaringan. Pembahasan mengenai analisis jaringan di dalam organisasi mencakup pembahasan mengenai ruang lingkup dan beberapa aplikasi. Analisis jaringan, dalam pembahasan ini, terfokus pada hubungan-hubungan antara orang-orang, bukan terfokus pada karakteristik-karakteristik dari orang-orang tersebut. Hubungan-hubungan ini mungkin terdiri dari perasaan-perasaan dari orang-orang atas satu sama lain, pertukaran informasi, atau pertukaran berwujud seperti pertukaran barang dan uang. Analisis jaringan, dengan memetakan hubungan-hubungan ini, dapat membantu untuk mengungkap kemunculan dan pola-pola komunikasi informal dalam orgaisasi, yang mungkin dibandingkan pada struktur komunikasi formal. Pola-pola yang muncul itu dapat dipakai untuk menjelaskan beberapa fenomena organisasi. Tempat yang dimiliki oleh karyawan dalam jaringan komunikasi, sebagai contoh, sebagaimana dideskripsikan melalui hubungan-hubungan, mempengaruhi risiko pada dan pengawasan atas informasi sebagaimana dikemukakan oleh Burt (1992) dan Haythornthwaite (1996). Pola-pola hubungan itu karena mengakibatkan para karyawan melakukan kontak dengan sikap-sikap dan perilaku-perilaku dari para anggota organisasi lain, hubungan-hubungan ini mungkin juga membantu untuk menjelaskan mengapa para karyawan itu mengembangkan sikap-sikap tertentu terarah pada kejadian-kejadian atau pekerjaan-terkait organisasi. Teori-teori yang berhubungan dengan hal-hal ini dinamakan teori-teori contagion. Peningkatan minat dialami dewasa ini atas masalah mengapakah jaringan komunikasi dan akibat-akibat dari jaringan komunikasi itu muncul? Teknik-teknik analisis jaringan terpusat pada struktur komunikasi dari suatu organisasi, yang dapat dioperasionalisasikan ke dalam berbaga aspek. Ciri-ciri struktural yang dapat dibedakan dan dianalisis melalui pemakaian teknik-teknik analisis jaringan adalah pola-pola komunikasi informal dan formal dalam suatu organisasi atau identifikasi kelompok-kelompok di dalam suatu organisasi termasuk klik-klik ata kelompok-kelompok fungsional. Peran-peran dari para karyawan terkait komunikasi juga dapat ditentukan sebagai bintang (star), penjaga gawang (gatekeepers), dan isolates. Perhatian khusus mungkin juga dicurahkan pada aspek-aspek spesifik dari pola-pola komunikasi tersebut yaitu saluran-saluran dan media komunikasi yang dipakai oleh para karyawan, hubungan antara jenis-jenis informasi dan jaringan komunikasi yang dihasilkan, dan jumlah serta kemungkinan-kemungkinan komunikasi dari bawah ke atas (buttom-up communication). Karakteristik-karakteristik tambahan yang dapat diteliti memakai teknik-teknik analisis jaringan adalah beban komunikasi (communication load) sebagaimana dipersepsikan oleh para karyawan, gaya-gaya komunikasi yang dipakai, dan efektivitas dari aliran-aliran informasi. Pembahasan mengenai modek konseptual dari suatu masyarakat jaringan digambarkan sebagai berikut :





Diagram jaringan yang menghubungkan individu-individu, kelompok-kelompok, organisasi-organisasi, dan masyarakat-masyarakat yang bersumber dari Van Dijk di atas dapat dipakai sebagai dasar untuk merumuskan beberapa pertanyaan penting yaitu pertanyaan-pertanyaan tentang diagram jaringan sosial berdasar atas diagram di atas.
 Pemikiran berdasar atas jaringan dan metode dari analisis jaringan telah memberikan landasan dalam banyak disiplin termasuk psikologi sosial, antropologi, ilmu politik, dan matematika, serta komunikasi. Analisis jaringan mencipta informasi tentang jenis-jenis peranan jaringan, peranan keanggotaan, peranan penghubung, peranan bintang, peranan isolate, batas-batas peran jaringan, peranan jembatan, dan peranan non-partisipan. Analisis jaringan dilakukan dalam organisasi-organisasi, masyarakat-masyarakat, kelompok-kelompok, dan sebagainya. Model jaringan memungkinkan para perencana dan para peneliti komunikasi untuk memakai variabel-variabel sebab-akibat baru dalam analisis mereka. Kekoneksian, integrasi, keragaman, keterbukaan sebagaimana dikemukakan oleh Rogers dan Kincaid (1981) dalam buku mereka berjudul Communication Networks: Toward a New Paradigm for Research, dapat dimanfaatkan sebagai variabel-variabel untuk penelitian jaringan komunikasi.
Penjelasan tentang jaringan komunikasi sebagaimana dikemukakan di atas bersumber dari University of Twente dalam pembahasan mengenai teori-teori komunikasi berdasar atas persepsi penulis sendiri.
Pembahasan
Diagram jaringan yang disajikan di atas itu bersumber dari Van Dijk. Beberapa pertanyaan dapat diajukan di sini.
Lingkaran-lingkaran kecil mewakili para aktor (individu, kelompok, organisasi, masyarakat). Van Dijk tidak menjelaskan makna dari garis. Garis, dalam teori dan analisis jaringan sosial, mewakili hubungan, ikatan, atau koneksi. Garis yang dipakai adalah tidak jelas apakah hubungan itu searah atau dua arah karena tidak mengandung anak panah. Pembahasan di atas telah menyebutkan aktor yang tergolong isolate akan tetapi dalam diagram jaringan di atas tidak dicakup. Diagram jaringan yang bersumber dari Van Dijk terdiri dari 10 aktor dan 10 hubungan akan tetapi hubungan ini adalah tidak jelas.
Pembahasan di atas belum mengungkap ukuran-ukuran yang biasa dipakai dalam teori dan analisis jaringan sosial termasuk teori dan analisis jaringan komunikasi. Ukuran-ukuran itu mencakup ukuran-ukuran koneksi yaitu homophily, multiplexity, Mutuality/Reciprocity, network closure, propinguity, dan transitivity. Ukuran-ukuran distribusi mencakup bridge, centrality, betweenness centrality, closeness centrality, eigenvector centrality, alpha centrality, degree centrality, density, distance, structural holes, dan tie strength. Ukuran-ukuran segmentasi mencakup Cliques, social circles, structurally cohesive, clustering coefficient, dan cohesive bonds. Pertanyaan-pertanyaan atas ketiga kelompok ukuran ini tidak akan dapat dijawab jika hanya bersandar pada gagasan tentang teori jaringan komunikasi dari University of Twente di atas.
Mereka yang ingin mempelajari teori jaringan komunikasi akan membutuhkan kemampuan kognitif mengenai konsep-konsep yang erkandung dalam tiga kelompok ukuran di atas dan kemampuan kognitif untuk melakukan pengukuran itu sendiri.

Usaha mempelajari teori jaringan sebagaimana dikemukakan oleh Stephen W. Littlejohn dan Karen. A. Foss (2008), dalam buku mereka berjudul Theories of Human Communication tidak akan memperoleh kemampuan kognitif tanpa ditunjang dengan konsep-konsep pengukuran di atas dan tanpa ditunjang dengan perangkat lunak seperti Uncinet, Pajek, atau Apes.

Data Berdasar atas Digram
Data disusun berdasar diagram jaringan dari Van Dijk adalah sebagai berikut :



Data ini telah mengandung arah anak panah.
Diagram jaringan Komunikasi Dasar
Diagram jaringan komunikasi dasar dapat disusun sebagai berikut :


Ukuran Betweenness dipakai sehingga diagram jaringan komunikasi ini berbentuk sebagai berikut : 


Data Setelah Perubahan




Diagram jaringan komunikasi di atas mengandung hubungan searah dan hubungan dua arah. Diagram jaringan seperti ini dapat dipakai untuk mengungkap ketiga kelompok ukuran di atas. Salah satu ukuran adalah Freeman’s Degree Centrality Measures sebagaimana disajikan di bawah ini :


Aktor nomor 8 mempunyai centraliti dan power yang terbesar dengan rincian sebagai berikut : Outdegree adalah 2, Indegree adalah 5, dan NrmInDeg adalah 55.

Rangkuman
Usaha menguasai kemampuan kognitif atas teori dan analisis jaringan komunikasi perlu dilakukan dengan cara menguasai konsep-konsep dan ukuran-ukuran di samping menguasai pemakaian perangkat lunak analisis jaringan komunikasi dan penafsiran hasil-hasil perangkat lunak bersangkutan. Analisis jaringan komunikasi mencerminkan hasil penelitian kualitatif yang disajikan dalam bentuk diagram jaringan komunikasi. Kompleksitas jaringan komunikasi tidak memungkinkan penafsiran secara manual sehingga perlu memanfaatkan paket program komputer bersangkutan. Penjelasan mengenai teori jaringan komunikasi dari University of Twente dipakai di sini untuk mengungkap kelemahan-kelemahan yang terkandung dengan cara membuktikan kelemahan-kelemahan tersebut dengan memanfaatkan paket program Ucinet.
Daftar Kepustakaan
Knoke, D. & Kublinski, J.H. 1982. Network Analysis. Beverley Hills: Sage Publications
Dijk, J.A.G.M. van 2001. Netwerken als Zenuwstelsel van onze Maatschappij.
Oratie 1-11-2001. Enschede: Universiteit Twente.
Dijk, J.A.G.M. van. 2001. Netwerken als Zenuwstelsel van onze Maatschappij. Tijdschrift voor Communicatiewetenschap, 30), 37-54.

Dijk, J.A.G.M.. van. 2003. Outline of a Multilevel Theory of the Network Society, In press.
Rogers, E.M. & Kincaid, D.L. 1981. Communication Networks: Toward a New Paradigm for Research. New York: Free Press.
Barnes, J. 1954. Class and Committees in a Norwegian Island Parish. Human Relations, 7, 39-58.
Rogers, E. M. 1986. Communication Technology: The New Media in Society. New York: Free Press.














 

No comments:

Post a Comment